Skip to main content

HARI SASTRA INDONESIA (Balai Poestaka vs Boemipoetra)

Hari kelahiran sastrawan Abdoel Moeis pada 3 Juli 1883 ditetapkan sebagai Hari Sastra Indonesia (HSI). Penetapan tanggal tersebut dilakukan Wakil Menteri Kebudayaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Wiendu Nuryanti saat acara Maklumat Hari Sastra Indonesia di gedung SMA 2 Bukittinggi. Dipilihnya SMA 2 Bukittinggi sebagai lokasi penetapan HSI karena merupakan sekolah yang sangat bersejarah, Dahulu, SMA 2 disebut sekolah Radja atau Kweekscholl, serta tempat bersemainya sastra modern Indonesia juga merupakan tempat lahirnya sastrawan-sastrawan pujangga baru di Indonesia. HSI itu digagas oleh sastrawan terkemuka Indonesia, seperti Taufiq Ismail yang bertindak sebagai koordinator, Raudha Thaib, Harris Effendi Thahar, Darman Moenir, Rusli Marzuki Saria dan Taufiq Ismail.

Pada awalnya mereka mencari naskah sastrawan terkemuka yang diterima Balai Pustaka. Tapi tidak berhasil menemukan tanggal terbitan pertama Balai Pustaka sehingga akhirnya panitia kecil menetapkan tanggal lahir Abdoel Moeis sebagai HIS. Abdoel Moeis yang lahir di Bukittinggi pada 3 Juli 1883 dipilih sebagai hari sastra Indonesia karena dia juga merupakan Pahlawan Kemerdekaan Nasional pertama dianugerahi Presiden Soekarno pada 30 Agustus 1959. Abdoel Moeis dinilai paling aktif dalam pergerakan nasional di zaman penjajahan Belanda," kata Taufiq Ismail, sastrawan senior Indonesia di Bukittinggi, Minggu. Taufiq juga mengemukakan Abdoel Moeis memiliki banyak karya yang fenomenal  seperti novel Salah Asuhan (1928), Pertemuan Jodoh (1933), Surapati (1950) dan sejumlah terjemahan novel sastra dunia.

Sementara itu penolakan Hari Sastra Indonesia (HSI) pernah dilakukan oleh Jurnal Sastra boemipoetra beserta simpatisannya. Menurut Mereka gagasan Taufiq Ismail dkk tidak historis, tidak menggambarkan realitas sastra Indonesia yang sebenarnya dan ngawur. Pengarang Abdul Moeis adalah anak dari Balai Pustaka yakni institusi penerbitan pemerintah kolonial Belanda, sementara Pramoedya Ananta Toer adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang karya-karyanya mengandung semangat kebangsaan Indonesia, anti kolonialisme, anti feodalisme dan bersifat kerakyatan. Selain itu, Pramoedya Ananta Toer juga satu-satunya sastrawan Indonesia yang berkali-kali dinominasikan sebagai pemenang Hadiah Nobel Sastra. Mereka mendeklarasikan Hari Sastra Indonesia jatuh pada tanggal 6 Februari. Pemilihan tanggal ini berdasarkan tanggal lahir sastrawan terbesar Indonesia, Pramoedya Ananta Toer, yaitu pada tanggal 6 Februari 1925.***
Dari berbagai sumber ***

Popular posts from this blog

Objek Wisata Paralayang Majalengka

Wisata Paralayang kini menjadi kebanggaan warga kota Majalengka karena merupakan salah satu arena paralayang yang mulai dikenal di masyarakat, bahkan dari luar kota Majalengka. Wisata Paralayang Majalengka yang berjarak sekitar +  4 KM dari pusat Kota Majalengka, terletak di Desa Sidamukti Kecamatan

Djarum Super Rock Adventure 2013 Membawa Burgerkill Bertualang di Tanah Kelahiran Sendiri

Djarum Super Rock Adventure 2013 bersama Burgerkill’ sukses menghajar para Begundal,  sebutan untuk penggila Burgerkill. Niatan Djarum Super menyeret para Begundal ke dalam sebuah petualangan emosi nan intens dalam balutan musik metal benar-benar kesampaian. Seolah tengah melakoni sebuah ekspedisi kultural, Burgerkill secara spartan mengunjungi delapan kota di Jawa Barat. Sesuai jadwal, selepas Lebaran mulai  Agustus sampai September, Djarum Super Rock Adventure 2013 bakal membawa Burgerkill bertualang di tanah kelahiran sendiri di Jawa Barat. Petualangan  grup metal asal Ujungberung di Kota Angin dipastikan lebih ngagelebug ketimbang lawatan mereka ke daerah lainnya. Dalam jadwal manggung di Majalengka tepatnya hari ini di Lapangan YONIF 321 Tenjolayar bersama Djarum Super Rock Adventure 2013 Chapter II ini, Burgerkill akan  menggamit band Beside & Demons Damn.

Majalengka Jadi Tuan Rumah Festival Destika 2014 *)

Festival Destika pertama kali dilaksanakan di Desa Melung, Banyumas, Jawa Tengah, mulai dari tanggal 29-30 Agustus 2013 dan diikuti puluhan Desa dari berbagai Provinsi, seperti Aceh, Jambi, Sulawesi Tenggara, Maluku, Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah sebagai tuan rumah. Selama dua hari, para peserta